Ketika Orang Bilang Gue Gak Berusaha
Kata orang gue gak berusaha, Kata orang gue ngandelin ortu,
Kata orang gue gak gerak buat maju. Dan kata orang lainnya lagi yang lama-lama
gue ngerasa hidup gue terasa sesak banget.
Pantes ya mulut manusia itu lebih bahaya dari racun sianida.
Omongannya dan sekarang jaman teknologi ketikannya juga sangat-sangat
mematikan.
Gue memang belum menjadi ‘seseorang’ yang kata mereka harus
bisa bahagiain ortu, yang belum juga bisa sukses seperti suksesnya ‘versi’
mereka. Gue masih jadi wanita biasa aja yang sangat biasa, dan mereka bilang
gue cuman repotin dan bebanin hidup ortu gue atau ngandelin ortu atau yang lebih nyakitin lagi, gue disangka gak mau gerak dan selamanya mau ngandelin ortu gue.
-_____-
Yang sampai sekarang masih gue denger kata mereka adalah gue
adalah manusia yang katanya gak mikir dan gak berusaha dan suatu kalimat yang menyakitkan lainnya yang bikin gue
sebetulnya ingin marah dan berontak tapi setelah gue pikir-pikir lagi ya...
buat apa juga gue begitu.
Mereka gak tau aja gimana gue ‘sangat memikirkan’ tentang hidup
gue, sampai gue pernah ngerasa hampir depresi. Gue pernah ngurung diri di kamar
dan gak mau makan. Gue pernah uring-uringan gak jelas dan bentuk kebrontakan
diri gue lainnya. Gue sangat memikirkan semuanya.
Gue juga mikir teman-teman gue sudah wisuda dan gue tidak
kuliah, teman-teman gue udah kerja dan bisa bahagiain ortunya tapi gue masih
belum bisa seperti mereka.
Gue juga sudah sebisanya berusaha, tapi mereka yang gak tau
gimana gue sampai dapat penolakan 7 kali dari beberapa perusahaan yang gue
lamar dan mereka juga gak tau saat gue dapat omongan yang menyakitkan dari
pihak HRD saat interview yang sampai sekarang kadang gue sangat insecure dengan
hidup gue.
Mereka yang bisanya cuman ‘ngomong doang’ kalimat
menyakitkan itu gak tau titik terendah gue itu gimana. Mereka gak tau
seberjuangnya apa gue sampai gue sangat lelah. Sangat lelah!
Pertengah 2019 gue berusaha berdamai dengan diri gue
sendiri. Gue sadar mental gue mulai gak sehat. Gue mulai bodoamatan sama
manusia yang ngoceh tentang hidup gue dari A-Z. Yang tau hidup gue
sebener-benernya hanya gue dan Tuhan yang bener-bener tau. Setelah gue
pikir-pikir lagi, semakin gue dengerin kata mereka semakin tambah lelah hidup
gue. Sangat!
Akhirnya gue hidup dalam kebodoamatan. Bodoamat mereka
ngomong apa. Bodoamat temen gue udah suskses, bodoamat mereka udah bahagiain
ortunya. Semua itu gue lakuin supaya hati gue gak lelah ‘hanya karna melihat sukses
versinya mereka’.
Karna setelah semakin kesini gue sadar, semua orang punya
fase hidupnya masing-masing mereka yang fasenya tahun ini udah wisdua, mereka
yang sekarang fase hidupnya tahun ini udah bisa bahagiain ortu, dan fase hidup
gue yang emang belum bisa jadi apa-apa di tahun ini. Yaudah... semua punya
fasenya masing-masing.
dan semua punya sukses versinya mereka sendiri.
Setelah gue lebih mengikhlaskan dan bodoamatan sama omongan
manusia, hidup gue lebih tenang banget. Bahkan sekarang gue bisa fokus untuk
ngejar apa maunya gue dan apa pengennya gue.
Karna gue pun sangat sadar, kita
hidup di dunia ini bukan untuk mereka. Kita hidup di dunia untuk Tuhan bukan untuk mereka.
Dan ini
hidup kita, bukan hidup mereka, jangan mau diatur sama mereka yang bahkan
mereka gak tau apa-apa tentang kapasitas diri kita atau yang lainnya. Yang tau
semuanya hanya kita sendiri.
#sekian
Komentar
Posting Komentar